1.
Dalil mengenai adanya Tuhan terdapat dalam surah yasin ayat 41, yang
berbunyi :
وَكُلٌّ فِىْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ ؕلَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِىْ لَهَاۤ
اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ
“Yakni,
matahari tidak dapat mengejar bulan dan juga malam yang merupakan penampakkan
bulan tidak dapat mendahului siang yang merupakan penampakkan matahari. Yakni,
tidak ada satu pun di antara mereka yang keluar dari batas-batas yang
ditetapkan bagi mereka” (36:41).
Penjelasan :
Jika di balik semua itu tidak ada Wujud Sang
Perencana, niscaya segala rangkaian tersebut akan hancur. Dalil ini sangat
bermanfaat bagi orang-orang yang gemar menelaah benda-benda langit, sebab
benda-benda langit tersebut merupakan bola-bola raksasa yang tiada terhitung
banyaknya, sehingga dengan sedikit saja terganggu maka seluruh dunia dapat
hancur. Betapa ini merupakan suatu kekuasaan yang hakiki sehingga benda-benda
langit itu tidak saling bertabrakkan dan kecepatannya tidak berubah seujung
rambut pun, serta tidak aus walau telah sekian lama bekerja dan tidak terjadi
perubahan sedikit pun. Sekiranya tidak ada Sang Penjaga, bagaimana mungkin jalinan
kerja yang demikian besar ini dapat berjalan dengan sendirinya sepanjang masa.
2.
Lalu sebuah dalil lagi tentang keberadaan-Nya surah Ar-rahman ayat 26-27,
difirmankan:
رَامِوَالْاِكْالْجَلٰلِ ذُوْ رَبِّكَ
وَجْهُ وَّيَبْقٰى ۚۖ كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا
فَانٍ
Yakni, tiap
sesuatu akan mengalami kepunahan dan yang kekal itu hanyalah Tuhan Yang memiliki
kebesaran dan kemuliaan (55:26,27).
Penjelasan :
Kini perhatikanlah! Jika kita bayangkan dunia ini
menjadi hancur-lebur dan benda-benda langit pun pecah berkeping-keping, serta
bertiup angin yang melenyapkan seluruh jejak benda-benda itu, namun demikian
akal mengakui serta menerima -- bahkan hati nurani menganggapnya mutlak --
bahwa sesudah segala kebinasaan itu terjadi, pasti ada sesuatu yang bertahan
yang tidak mengalami kepunahan serta perubahan-perubahan dan tetap utuh seperti
keadaannya semula. Jadi, itulah Tuhan yang telah menciptakan semua wujud fana
(tidak kekal), sedangkan Dia sendiri terpelihara dari kepunahan.
3.
Lalu sebuah dalil lagi tentang keberadaan-Nya surah Al-Baqarah 164,
difirmankan:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ
وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ
وَمَآأَنزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَآءِ مِن مَّآءٍ فَأَحْيَا بِهِ اْلأَرْضَ بَعْدَ
مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ
الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa
yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air,
lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan
antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan. QS Al-Baqarah : 164
Penjelasan :
Ayat yang mulia ini mengukuhkan ayat-ayat
sebelumnya mengenai bukti adanya Allah ta'ala. Yaitu pada kalimat yg artinya
“sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan”. Artinya, Allah itu ada dan selalu memberi petunjuk bagi umatnya.
4.
Lalu sebuah dalil lagi tentang keberadaan-Nya surah Al-Baqarah 255 (ayat
kursi), difirmankan:
اللهُ لآَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ
الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَنَوْمُُ لَّهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا
الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيهِمْ
وَمَاخَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ
وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ
الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ {255}
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi
syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan
mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu
Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi
langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah
Maha Tinggi lagi Maha Besar. QS Al-Baqarah : 255
Penjelasan :
Ayat ini dikenal oleh umat Islam dengan
istilah ayat kursi, bisa jadi karena di dalam ayat ini terdapat kata
"kursi" yang mereka maknai sebagai singgasana.
Pada ayat yang memiliki arti “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya)” menunjukkan adanya Allah. Allah lah yang berhak di sembah. Ia
lah yang mengurus segala sesuatu yang diciptakannya.
5.
Dalil tentang adanya Allah pada (QS. Yunus [10]: 5), berbunyi:
ADANYA ALLAH TA'ALA. "Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui." (QS. Yunus [10]: 5).
Penjelasan :
Ayat ini menjelaskan
tentang Tuhan yang menciptakan segala suatu yang ada di alam semesta. Allah
menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada makhuk hidup yang ada di bumi
dengan menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.
Hadist-hadist Mengenai Adanya Allah SWT
1.
Hadits 42 (Riwayat Turmuzi): Allah Mengampuni Segala Dosa Orang Yang Tidak Berbuat Syirik
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَعَالَى :
يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى
مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ
السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ
أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي
شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
[رواه
الترمذي وقال حديث حسن صحيح ]
Terjemah Hadits / ترجمة الحديث :
Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Allah Ta’ala berfirman: “Wahai
anak Adam, sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka
akan aku ampuni engkau, Aku tidak peduli (berapapun banyaknya dan besarnya
dosamu). Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit
kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai
anak Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh
bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka
akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan “
(Riwayat Turmuzi dan dia berkata : haditsnya hasan
shahih).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث:
1.
Berdoa diperintahkan dan dijanjikan untuk dikabulkan.
2.
Pemberian maaf Allah dan ampunan-Nya lebih luas dan lebih besar dari dosa
seorang hamba jika dia minta ampun dan bertaubat.
3.
Berbaik sangka kepada Allah Ta’ala, Dialah semata Yang Maha Pengampun bagi
orang yang bertaubat dan istighfar.
4.
Tauhid adalah pokok ampunan dan sebab satu-satunya untuk meraihnya.
5.
Membuka pintu harapan bagi ahli maksiat untuk segera bertaubat dan menyesal
betapapun banyak dosanya.
2. Hadist Riwayat Imam Tarmidzi
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ وَأَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَعْتَرِفُ بِذُنُوبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
“ALLAAHUMMA ANTA RABBII LAA ILAAHA ILLAA ANTA KHALAQTANII WA ANAA
‘ABDUKA WA ANAA ‘ALAA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU, A’UUDZU BIKA MIN SYARRI
MAA SHANA’TU WA ABUU-U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA WA A’TARIFU BIDZUNUUBII FAGHFIR
LII DZUNUUBII, INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA” Telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Huraits telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abu Hazim?? dari Katsir bin Zaid? dari Utsman bin Rabi’ah? dari Syaddad bin Aus? radliallahu ‘anhu bahwa Nabi? shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya: “Maukah aku tunjukkan kepadamu sayyid istighfar? Yaitu ALLAAHUMMA ANTA RABBII LAA ILAAHA ILLAA ANTA KHALAQTANII WA ANAA ‘ABDUKA WA ANAA ‘ALAA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU, A’UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA’TU WA ABUU-U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA WA A’TARIFU BIDZUNUUBII FAGHFIR LII DZUNUUBII, INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA. (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engaku, Engkau telah menciptakanku, dan aku adalah hambaMu, dan berada dalam perjanjian dan janjiMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan apa yang telah aku perbuat, dan aku mengakui kenikmatanMu yang Engkau berikan kepadaku dan mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah dosaku, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau). Tidak ada seorangpun diantara kalian yang mengucapkannya ketika sore hari kemudian datang kepadanya taqdir untuk meninggal sebelum datang pagi hari melainkan wajib baginya Surga, dan tidaklah ia mengucapkannya ketika pagi hari kemudian datang kepadanya taqdir untuk meninggal sebelum datang sore hari melainkan wajib baginya Surga. (HR.Tirmidzi : 3315 ).
keren (y)
BalasHapusaduh mbak...lain kali buat blognya lebih sederhanaya.. susah bacanya
BalasHapusblognya keren dan bermanfaat ...(y)
BalasHapuswarnanya kuran bagus tapi bermanfaat
BalasHapusKeren dan bermanfaat pastinya ini.. Tapi Alangkah baiknya di sertakan dengan asbabun nuzul dan wurudnya..
BalasHapusTerimakasih kakak... Bisa dijadikan referensi tugas makalah nih heheh
BalasHapus